AKU DAN BIDADARIKU

AKU DAN BIDADARIKU

Haru biru, aku meratap
Menangis pilu dalam harap
Bersanding rayuan malam gelap
Temani daku, dalam senyap
Harapku tetap berderap
Meski batin kau berteriak, “Usah kau harap!”
….
Setetes demi setetes
Dari setetes, perlahan jadi deras
Disusul derasnya tangis,
Halilintar menyambarku dalam badai tangis
Kala dirimu…
Beranjak dan berkata padaku,
“Kasih, ku ingin berpamit dari pandangmu”
“Hentikan… dan hapus pedihmu!”
“Aku hanya wanita lemah di ujung hayatku”
“Namun, satu pintaku… pada-Mu”
“Hadirkan bidadari penggantiku, ‘tuk lelakiku”
….
Senyum manismu, mulai redup dan sayu
Lirih jua suaramu…
Berat… tersengal nafasmu…
Perlahan menghilang dari jasadmu
Kini… ku sendiri bersama ratu gelap-Mu
Bujuk  rembulan, kelak kan jumpa
Jumpa di surga sana
Bersama primadona surga                                                                 

 University  Club Gadjahmada ( UGM, Jogja), 12 Maret 2011by: M. Ediwasa (Medis)

Posting Komentar

1 Komentar

BISMILLAH "BERIKANLAH KOMENTAR YANG BIJAK" THANKS